Membangun komitmen, memang gampang-gampang susah, berlaku
pada pekerjaan dan kegiatan apapun, kecuali untuk hal-hal buruk, mungkin tidak
susah menjaganya, tetapi untuk kebiasaan yang baik, kita sekakan membutuhkan energi dan kekuatan ekstra untuk mewujudkannya.Saya sangat terinspirasi dengan salah seorang
blogger senior, yang berulangkali saya kunjungi blognya,
karena tulisannya yang mengalir dan sarat makna, dia menjadikan slogan Menulislah
setiap hari dan buktikan apa yang terjadi pada blognya, yang juga
menjadi deskripsi blog pribadinya. Saya awalnya
sangsi juga dengan slogan tersebut, saya kemudian
berpikir, apa mungkin kita bisa rutin menulis di tengah berbagai aktivitas offline
yang kita jalani. Tetapi dia sudah membuktikan, bahwa dia bisa menjalaninya, tanpa mengganggu aktivitas
kesehariannya sebagai salah satu Guru SMP di Bekasi, saya
salut denganmu Om Jay…!!
Apa yang saya inginkan ketika saya memulai komitmen untuk tetap menulis setiap hari. Apapun yang kita lakukan, pasti ingin mewujudkan sebuah tujuan yang hendak dicapai, terrmasuk proyek menulis yang saya canangkan secara pribadi selama 40 hari lamanya. Sebagaimana yang telah di tinjau dalam penelitian prilaku (behavorial), bahwa sebuah kebiasaan baru, minimal akan menjadi prilaku permanen jika di pertahankan selama 40 hari berturut-turut. Saya tak perlu menyangsikan penelitian tersebut, karena memang saya tidak sedang membuktikan teori tersebut, sebab teori tersebut saya ketahui ketika saya sedang melakukan komitmen untuk menulisDalam aktivitas Menulis, sebagian orang mengatakan, bahwa apa gunanya menulis jika tidak berkualitas atau tidak bermanfaat pada orang lain. Dalam hal ini, saya bukanlah seorang penulis terkenal atau intelektual besar, yang akan jatuh harga dirinya jika menulis dengan kualitas rendah, lagi pula bicara soal kualitas tak terlalu relevan bagi seseorang yang baru atau sedang menjalanan pembiasaan menulis sebagai bagian yang tak terpisah dari kehidupan. Kualitas memang suatu hal yang mutlak, buka Cuma dalam menulis tetapi hampir semua hal dari kegiatan kita sehari-hari. Kualitas harusnya menjadi prioritas yang kontekstual. Seorang pelatih akademi sepakbola tak mungkin mengharapkan anak didiknya mampu menggiring dan menendang bola seperti layaknya Lionel Messi pada awal latihan, karena itu tak mungkin terjadi, bukan karena tidak adanya poensi, tapi potensi tersebut belum cukup waktu untuk mekar dan memperlihatkan hasilnya.
Apa yang saya inginkan ketika saya memulai komitmen untuk tetap menulis setiap hari. Apapun yang kita lakukan, pasti ingin mewujudkan sebuah tujuan yang hendak dicapai, terrmasuk proyek menulis yang saya canangkan secara pribadi selama 40 hari lamanya. Sebagaimana yang telah di tinjau dalam penelitian prilaku (behavorial), bahwa sebuah kebiasaan baru, minimal akan menjadi prilaku permanen jika di pertahankan selama 40 hari berturut-turut. Saya tak perlu menyangsikan penelitian tersebut, karena memang saya tidak sedang membuktikan teori tersebut, sebab teori tersebut saya ketahui ketika saya sedang melakukan komitmen untuk menulisDalam aktivitas Menulis, sebagian orang mengatakan, bahwa apa gunanya menulis jika tidak berkualitas atau tidak bermanfaat pada orang lain. Dalam hal ini, saya bukanlah seorang penulis terkenal atau intelektual besar, yang akan jatuh harga dirinya jika menulis dengan kualitas rendah, lagi pula bicara soal kualitas tak terlalu relevan bagi seseorang yang baru atau sedang menjalanan pembiasaan menulis sebagai bagian yang tak terpisah dari kehidupan. Kualitas memang suatu hal yang mutlak, buka Cuma dalam menulis tetapi hampir semua hal dari kegiatan kita sehari-hari. Kualitas harusnya menjadi prioritas yang kontekstual. Seorang pelatih akademi sepakbola tak mungkin mengharapkan anak didiknya mampu menggiring dan menendang bola seperti layaknya Lionel Messi pada awal latihan, karena itu tak mungkin terjadi, bukan karena tidak adanya poensi, tapi potensi tersebut belum cukup waktu untuk mekar dan memperlihatkan hasilnya.
Kebiasaan
baik memang harus terus di pupuk dan tumbuh kembangkan, karena jika tidak ia akan
layu kemudian mati atau hilang sama sekali. Jadi kita tak perlu sungkan untuk
memulai sebuah kebiasaan yang baik yang memang kita sukai, tak perlulah kita
hiraukan apa kata orang-orang tentang laku yang kita kerjakan, sebuah studi mengatakan bahwa apa kebiasaan yang baik yang
kita sukai/cintai, sebenarnya itulah bakat kita, dalam hal ini yang berhubungan
dengan ilmu dan keterampilan/skill.
Dalam
menulis memang dibutuhkan kepekaan tersendiri, terkait dengan penggunaan kata
atau biasa di sebut kepekaaan gramatikal, untuk membentuk suatu kalimat yang
memiliki makna, atau dalam bahasa indonesia dikenal dengan struktur subjek predikat objek (SPO), tanpanya tulisan
akan menjadi kacau. Kepekaan seperti itu
tidaklah otomatis di dapatkan dari kegiatan menulis secara rutin, tapi lebih banyak di
dapat dari kegiatan membaca, bahkan Gaya Tulisan pun lebih banyak di serap dari
bahan bacaan yang sering kita baca. Salah satu akses besar terhadap pengetahuan
adalah membaca, akan tetapi jangan hanya di pahami dalam lingkup membaca teks
dalam sebuah buku, tapi dalam lingkup yang cukup luas, alam dan diri kita
sendiri.
Sebagaimana
di maklumi, bahwa menulis adalah
aktivitas yang lahir belakangan, ia tak mungkin ditumbuhkan tanpa kebiasaan
membaca lebih dahulu, menulis juga adalah satu cara untuk mereproduksi ulang
bacaan kita, dengan sudut pandang yang berbeda, karena mungkin saja setiap orang berbeda dalam memberikan
pengertian dan sudut pandang terhadap suatu hal. Karena sebagian besar dari kita
lahir dan besar dalam kultur dan geografi yang berbeda.
Membaca
dan menulis dua hal yang sangat terkait, seperti dua sisi mata uang logam,
bahkan seorang Isaac Newton mengatakan, bahwa saya berpikir dengan menulis, ya
memang seperti itu, ia kemudian melahirkan sebuah karya abadi dalam Ilmu
pengetahuan ( Principia Matematika) dan ia bertahta sebagai orang nomor dua paling
berpengaruh sepanjang sejarah. Isaac Newton sendiri punya kebiasaan membaca dan menulis
ulang hasil bacaannya dalam sebuah buku peninggalan ayah tiriya. Terus terang
dia adalah idola saya dalam hal pengetahuan keduniaan, saya tergugah oleh
pemikiran dan pribadinya.
Karena Ilmu harus di Tulis, mungkin begitulah yang di pikirkan oleh sebagian besar orang-orang yang mencintai pengetahuan, dan sadar bahwa pengetahuan kekuatan, yang dengannya kita bisa lebih mengenal dunia sekitar kita. pengetahan juga adalah akumulasi dari pengetahuan-pengetahuan sebelumnya, yang di lestarikan melalui tulisan. Tidakkah kita tertarik menjadi bagian dari orang-orang yang melestarikan pengetahuan..??Marilah kita mulai menulis dari sekarang..!!
Karena Ilmu harus di Tulis, mungkin begitulah yang di pikirkan oleh sebagian besar orang-orang yang mencintai pengetahuan, dan sadar bahwa pengetahuan kekuatan, yang dengannya kita bisa lebih mengenal dunia sekitar kita. pengetahan juga adalah akumulasi dari pengetahuan-pengetahuan sebelumnya, yang di lestarikan melalui tulisan. Tidakkah kita tertarik menjadi bagian dari orang-orang yang melestarikan pengetahuan..??Marilah kita mulai menulis dari sekarang..!!
Sumber gambar :
tetap semangat dalam menulis dan membaca...keep happy blogging always :)
ReplyDeletesalam.
DeleteThank's so much bro, insya Allah tetap bersemangat dan konsisten..!!
salam.
salam.
ReplyDeleteOk bro, thank,s