Hari ini, tepatnya hari ahad, seperti hari biasa, saya selalu
menjalani hari-hari dengan ceria dan
penuh rasa gembira, walaupun banyak hal yang menjadi
beban dalam diri, Sehingga kebermaknaan waktu yang di lalui akan terasa, dan akan terasa hambar
jika tak pernah kita syukuri nikmat waktu yang masih terberi.
Kemarin dua kakak saya menelpon mengabarkan sebuah berita gembira, kakak kedua saya melakukan teleconference dengan kakak pertama saya, yang intinya memperbincangkan suatu hal gembira,
tentang kakak ketiga saya, saya turut berbahagia sekaligus sedih karena keinginan
bahagia tersebut sedikit terhalangi, karena kakak ketiga beralasan tentang saya nantinya, saya mencoba
memahami dan menerangkan kepada kedua kakak saya, bahwa biar saya nanti yang
menjelaskan dan memberikan pengertian kepada kakak ketiga saya tersebut.
Renungan # 1 : Banyak kejadian yang kita alami dan yang sedang kita jalani,
pada masa tertentu memberikan dampak yang kurang baik pada orang lain, dan bahkan
membuat orang-orang tercinta kita berlepas diri untuk menikmati sesuatu, yang
selayaknya mereka dapatkan sedari awal. Kita seakan menjadi penghalang bagi
mereka menerima kenyataan yang seharusnya mereka dapatkan. Akan lebih baik jika kita melakukan intropeksi diri
terhadap beberapa kejadian yang telah kita kerjakan untuk melihat pangkal masalahnya.
Semalam kakak kedua saya mengabarkan
melalui telepon, bahwa seorang kerabat dekat mengalamii kecelakaan, ketika kerabat muda saya tersebut pulang dari
sekolah, dan kakak saya tersebut menginginkan
agar saya menunggu kerabat tersebut Di RS Wahidin Sudirohusodo, sebelum kerabat itu tiba, karena saya memprediksi bahwa
perjalanan dari daerah asalku ke Makassar memakan waktu minimal 3
jam 30 menit, maka tak mungkin saya bisa menunggu lama dalam waktu yang begitu
panjang, maka saya memutuskan untuk menjenguknya besoknya atau hari ini, setelah mereka tiba dari kampung.
Siang
tadi sekitar pukul 11, saya berangkat RS Wahidin Sudirohusodo,
untuk menjenguk karabat saya tersebut, untuk melihat kondisinya. Saya sempat
bingung apakah memang ia di rujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo
atau RS yang lain, saya kemudian berpikir bahwa kalau ia dirujuk dari RS umum,
pasti rujukannya pasti RS umum juga.
Saya kemudian berangkat kesana, dan kebetulan kerabat
yang lain menelon saya, agar berangkat bersama ke RS,
saya kemudian mengatakan kepadanya agar di berangkat duluan saja, biarlah nanti bertemu
di RS
Wahidin Sudirohusodo. Sesampai di RS Wahidin Sudirohusodo, saya
tak tahu letak dimana kerabat
saya tersebut dirawat, walaupun saya
tahu dia di rawat Di UGD, tapi saya tak tahu tempat persisnya, saya kemudian
menelpon sepupu saya tersebut untuk menjemput saya di diluar RS Wahidin Sudirohusodo. Diapun mengantar saya ke tempat para
kerabat berkumpul.
Karena
untuk masuk ke UGD harus punya ID Card penjenguk, maka kami bergantian masuk
untuk menjenguk kerabat muda saya sakit tersebut, selepas shalat dhuhur saya
pun masuk untuk menjenguk kerabat yang sakit itu, dan kebetula pada saat itu
kerabat tersebut sedang di jaga oleh seorang kakaknya. Saya pun bercerita
panjang lebar dengan kakaknya perihal kejadian yang menimpa adiknya tersebut.
Kakaknya
tersebut menuturkan bahwa dia tak tahu persis kejadiannya, karena dia juga baru
berangkat dari Mamuju, setelah mengetahui kejadian tersebut., setelah kejadian tabrakan tersebut adiknya
seperti kehilangan penglihatannya, dan kepalanya pening, karena kejadian itu
itupulalah, dia di rujuk RS umum di Makassar,
karena RS umum di Pinrang belum memiliki alat pemindai/scan bagian kepala.
Untungnya setelah ia tiba, dia segera mengecek segala hal yang berkaitan dengan
kondisi adiknya tersebut, setelah mengetahuinya, ia segera menghubungi dokter spesialis saraf, untuk memastikan kejadian sebenarnya. Setelah di san/dipindai pada bagian kepalanya
dan dokter spesialis saraf tersebut berkesimpulan, bahwa tak ada yang bermasalah dengan kepala
adiknya tersebut, kemungkinan bahwa ia
tak bisa melihat dengan, di sebabkan oleh pembengkakan pembuluh darah atau
pembengkokan saraf di sekitar pupil mata ke otak, sehingga perlu di periksa
lebihlanjut. Pagi harinya dokter spesialis tersebut, memberikan stimulasi
cahaya pada mata pada adiknya tersebut, pada
sekeliling matanya, Karena tidak ada
respon yang di inginkan, maka di berikan tetes obat mata pada sekeliling
matanya, dan matanya memberikan respon sekitar 40 menit setelah di berikan obat
tetes mata tersebut, dan berangsur-angsur bisa melihat, walaupn dalam jarak agak
dekat.
Renungan
# 2 : Kita ini, orang-orang yang sehat sebenarnya orang-orang yang kaya-raya,
coba kita bandingkan dengan orang yang bermasalah dengan panca inderanya, di
harus mengeluarkan uang yang lebih besar untuk menyehatkannya seperti semula,
atau coba kita tanya orang-orang yang sehat untuk menjual salah satu organ
pitalnya dengan harga miliaran, saya yakin tak ada yang ingin seperti itu,
karena ia jauh lebih berharga dari uang, artinya kita sebenarnya lebih kaya
dari yang kita pikirkan tentang diri kita. dan anehnya, kita cenderung untuk
tidak mensyukuri apa yang yang kita rasakan/nikmati hari ini, padahala jika
kita memang orang beragama, nikmat itu bisa pergi kapan saja dan di ambil oleh
sang pemiliknya.
Maka
dari itu, Marilah kita menjadi orang yang
bersyukur dengan apa yang kita nikmati
hari ini..!!
Sumber gambar:
Sumber gambar:
- http://globalkhilafah.blogspot.com/2012/03/renungan-islam-kata-kata-bijak-kata.html
- http://pemburuangkasa.blogspot.com/2012/02/renungan-hati-di-heningnya-malam.html
- http://asepyudha.staff.uns.ac.id/tag/renungan/
No comments:
Post a Comment
Terima kasih untuk teman blogger yang sudah sudi berkomentar di Blog ini :)