Kaum
muslim sekitar 1 miliar lebih di dunia, yang mendiami beberapa negara benua Asia, Amerika, Eropa dan Afrika, sebagian merupakan mayoritas, sebagian lagi menjadi minoritas di negara-negara maju. kumpulan yang tercerai-berai dalam negara bangsa yang terpisah satu sama lain. Dan berbagai
belahan dunia kaum muslim seringkali menjadi pesakitan dan teraniaya, ketika mereka menjadi minoritas, dan bahkan yang
mayoritaspun hal seperti itupun sering terjadi, apalagi bila jika negara
tersebut pemerintahannya sekuler.
Identitas yang terkoyak, salah satunya di tandai dengan tercerai
berainya kaum muslim dalam negara bangsa merupakan sasaran empuk
bagi negara kuat untuk mengekploitasi dan
menguras segala sumberdaya yang mereka miliki, sehingga walaupun secara potensial sumber daya alam melimpah, namun tetap menjadi negara
miskin/terbalakang dalam hampir berbagai bidang, sehingga kita patut bertanya,
ada apakah dengan kita..?? sedangkan agama Islam jelas-jelas menganjurkan pada pemeluknya, untuk menjadi bangsa dan umat yang maju, sebagaimana
pada ayat yang pertama diturunan kepada Rasullah, Iqra.
Iqra atau
bacalah, sebuah tanda sangat yang jelas dari kitab suci, bahwa seorang muslim mesti menjadi
terdepan dan menguasai perlengkapan/perkakas kehidupan untuk mengarungi bahtera
panjang drama dunia. Kita adalah lakon
yang sudah di persiapkan untuk menjadi khalifah dimuka bumi, untuk menjalankan
amanah mulia dari sang Khaliq. Potensi-potensi sudah di
tanam di jiwa kita, kemudian di perkuat dengan pesan-pesan Ilahi dari
kitab-kitabnya, yang di sampaikan oleh para nabi dan rasul Allah. Apalagi yang
kurang, di satu sisi ada potensi, di sisi
yang lain, ada wahyu yang menuntun dan memberi motivasi untuk menjadi
terbaik.
Ironisnya, kita
yang kaya akan petunjuk dan pesan-pesan bijak, justru tersungkur dalam jurang
yang gelap dan pekat, seakan tak kuat untuk keluar dari lubang itu, apakah ada
yang salah dengan cara kita memahami petunjuk dan pesan-pesan itu..?? sehingga
potensi dalam diri kita tak menemui titik tertingginya, justru yang lainnya yang menyerap dan memanfaatkan
segala perkakas kehidupan dengan maksimal, sehingga menjadikan kita sebagai
penonton yang riuh saat bola kenistaan dan penghujatan di arahkan ke muka kita.
Tanda-tanda kelemahan sudah sangat terlihat dengan jelas di
depan kita, beragam hal yang tidak kita sukai sedemikian massif di pertontonkan
didepan kita, sejatinya
kelemahan-kelemahan itu makin membuka ruang yang besar bagi yang lain, untuk
membuat kita makin tak berdaya dihadapan mereka.
Saya jadi teringat sebuah hadist yang memuat percakapan
antara Rasullah dengan sahabatnya, dalam hadist tersebut mengatakan, bahwa Rasullah pernah menyampaikan kepada sahabatnya, bahwa akan
datang suatu masa, di mana ummatku seperti layaknya makanan di meja makan, yang
timur mau nyantap, yang barat mau
menghabisi, lalu para sahabat bertanya, mengapa bisa seperti itu ya Rasullah,
Rasullah menjawab, pada saat itu,
ummatku sudah terjangkit penyakit
Wahm (terlalu cinta pada dunia). Saya berpikir dan merenung, Apakah
kejadian-kejadian yang yang menimpa Ummat Islam sekarang ini, sudah seperti yang di tamsilkan Rasullah..??
Kejadian
terbaru adalah penghujatan terhadap ummat Islam lewat Film Innocence of
Muslims. Sedemikian lemahnya kita, sehingga seolah-olah menjadi
bulan-bulanan yang lain..??
Mari kita intropeksi diri masing-masing...!!
Sumber gambar :
- http://himapba-uinbandung.blogspot.com/2012_07_01_archive.html
- http://gmni-sumedang.blogspot.com/2011/04/identitas-bangsa-dan-kebhinekaan-yang.html
wouw... luar biasa artikelnya, sebuah penyadaran bahwa kita memang harus banyak berbenah
ReplyDeleteSalam kenal sobat.
DeleteThank,s Atas kunjungannya, seperti itulah kita sekarang, harus lebih banyak berintropeksi diri untuk memperbaiki kualitas diri.
salam.