Merujuk
pada kasus yang pemberian Grasi pada gembong narkoba asal negeri kangguru (Australia)
Corby, terpidana mati yang membawa Narkoba jenis Ganja seberat 4,2 kg, suatu ukuran yang oleh
pengadilan tinggi layak di ganjar hukuman yang pantas, anehnya oleh president
SBY, dia diberi grasi 5 tahun pemotongan hukuman penjara, yang berarti keringanan
dari hukuman mati menjadi 20 tahun menjadi 15 tahun. aneh memang, di saat BNN
dan kepolisian gencar-gencarnya mengungkap sindikat pengedaran narkotika
internasionl, SBY dengan entengnya memberi grasi pada seorang terpidana
narkoba. Masyarakat pasti bertanya apakah yang sedang di lakukan oleh SBY,
adakah muatan plotis dari pemberian grasi tersebut, atau maksud pribadi yang terselubung dari pemberian grasi tersebut.
Belum hilang
ingatan public terhadap pemberian grasi pada Corby, SBY memberikan grasi lagi
pada seorang gembong Narkoba Ola (Merika Franola), yang dalam keterangan seorang kurir
narkoba yang
membawa shabu seberat 775 gram. Kurir itu menyebutkan
bahwa Ola
adalah otak dari penyelundupan shabu yang
di bawanya dari india ke Indonesia, yang ia kordinir dari
dalam penjara, semenjak ia
jadi terpidana mati menjadi penjara
seumur hidup. Maka muncullah prasangka yang di amini oleh beberapa pejabat dan petinggi
sampai masyarakat awam, bahwa ada mafia narkoba yang menyelinap di sekitar para
penegak hukum dan
lingkungan president (orang
dekat president).
Tentu saja
soal pemberian grasi pada Ola,
yang oleh orang dekat president mengatakan
bahwa pemberian grasi di berikan dengan pertimbangan yang matang, dan atas
dasar perinsip kemanusiaan dan keadilan, karena menurut orang dekat SBY, bahwa Ola di
beri grasi, Karena ia bukanlah seorang bandar narkoba (gembong narkoba),
tetapi hanya seorang kurir yang
di manfaatkan oleh suaminya sendiri, jadi pemberian grasi pada Ola
adalah sesuatu yang tepat. Orang dekat juga
mengatakan bahwa ada banyak orang yang mengajukan
grasi, dan hanya sekitar 20 persen yang di kabulkan oleh president, yang artinya president
memberikan grasi dengan alas an dan pertimbangan yang matang. Akan tetapi pernyataan orang
dekat president itu, kontradiksi dengan apa yang di dapatkan oleh BNN dan
kepolisian, merujuk pada keterangan seorang saksi, bahwa selama ini Ola lah yang menjadi otak dari sindikat narkoba jaringan internasional tersebut. Itulah sampai-sampai
banyak yang menilai
bahwa apa yang di lakukan oleh president adalah sesuatu yang keliru, bahkan di
anggap salah, dan sebagian yang lain
mengatakan, bahwa grasi tiu harus di
cabut.
Pernyataan orang
dekat president (juru bicara presidet) mengatakan,
bahwa
pemberian grasi itu demi kemanusiaan dan keadilan. Tentunya kita pasti bingung
kemanusiaan dan keadilan seperti apa dan untuk siapa maksud dari
pernyataan tersebut. Kita tahu bahwa narkoba adalah barang haram yang bisa mengubur generasi muda kedalam jurang kehancuran, yang artinya
membahayakan masa depan bangsa. Apa jenis keadilan dan kemanusiaan
yang di pahami president adalah berbeda dengan perspektif/paradigma dengan apa yang
di pahami oleh public, hal
tersebut betul-betul merobek nurani, seorang pemimpin menyimpan bom waktu buat
bangsa dan para generasi mudanya (masa depan bangsa).
Mudah-mudahan president
mencabut grasi tersebut, dan tidak melakukan kesalahan untuk yang ketiga
kalinya dalam hal pemberian grasi. Bagi saya pribadi, bahwa pemberian grasi
tidak sepantasnya di berikan pada Bandar narkoba dan koruptor, banyak terpidana
yang seharusnya diberikan grasi oleh president, jika ia memang ingin mempertimbangkan
azas kemanusiaan dan keadilan dalam menggunakan hak istimewannya tersebut,
seperti pemotongan hukuman bagi terpidana dari masyarakat awam yang menjalani
hukuman, hanya karena desakan kehidupan yang tidak ramah bagi dirinya, sehingga
harus mencuri dan mengambil hak orang lain, dan lain-lain yang sejenis.
Semoga..!!
Sumber gambar :
- http://www.tribunnews.com/2012/10/16/demokrat-pemberian-grasi-presiden-harus-dihargai
- http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/11/06/21558/kecaman-atas-grasi-sby-terbukti-gembong-narkoba-berulah-lagi
Hadooh... negeri ini semakin mencekam saja. Benak saya jadi menduga2 adanya konspirasi besar :(
ReplyDeleteSalam kenal.
DeleteSepertinya begitu bro, banyak fakta yang mendukungnya dan itu sangat mudah untuk di lihat, dan sebagian di antara kita seperti berlagak seperti orang buta, seperti kalangan elit politik.
Salam.