Kita dan sejarah adalah saling terhubung
dengan sangat erat,dan hampir-hampir kita tak mengetahui tentang identitas kita,
jika sejarah tak dapat di ketahui dan di
jelaskan. Sejarah adalah kumpulan peristiwa dan kejadian yang di ingat, ditulis
dan bicarakan yang terjadi di masa lalu, sebuah pengertian formal dan umum
tentang pengertian sejarah, dengan
pengertian itu saya rasa kita bisa mengetahui dengan lebih jelas dengan apa
yang di maksud dengan sejarah.
Saya di sini tak
ingin membahas sejarah dalam sudut pandang akademis dengan teori yang bejibun,
karena saya memang bukan akademisi dan tak punya kapasitas untuk itu, tapi
lebih pada perspektif orang awam memahami suatu peristiwa sejarah. Ada yang mengatakan bahwa
sejarah adalah milik penguasa (yang berkuasa), dan penguasalah yang memberi warna pada banyak peristwa-peristiwa sejarah, di pungkiri
atau tidak, memang seperti itu yang terjadi.
Kita mungkin
masih teringat bagaimana rezim soeharto membuat sejarah sendiri bagi kekuasaannya,
sehingga belang dan cela hampir-hampir tak terlihat, karena dengan kekuasaan
yang di milikinya mampu membuat rekaan sejarah yang ia semai sendiri seperti yang di
kehendakinya, sehingga ketika ia tak memegang kekuasaan lagi, maka
borok-broknya muncul satu persatu. Di tangannya yang otoriter, ternyata
mencatat prestasi yang mungkin tak bisa di lupakan begitu saja, bahkan banyak
masyarakat yang merindukan masa-masa ketika berkuasa,. Dalam hal ini, bahwa di
balik tangan besinya dia juga berhasil dan berbuat banyak hal, yang sebagian
masyarakat di anggap sebagai hal-hal yang baik. Walaupun memang ia banyak
menbuat hal-hal yang kontroversi di masa ia memegang tampuk kekuasaan, tapi itu
bukan berarti bahwa kita harus memandangnya tanpa mempedulikan kebaikan yang ia
telah perbuat.
Sama hal-hal jika
kita mencoba membaca sejarah Islam yang panjang dan penuh warna putih dan
putih, yang menyajikan suatu rangkaian peristiwa, yang kita lihat dengan cara berbeda untuk setiap
peristiwa Sejarah peradaban islam adalah sejarah yang kaya dengan peristiwa,
yang kurang lebih sama dengan apa yang kita
lihat sekarang, sebagai kisah manusia, yang tentunya di iringi intrik, heroism,
belas kasih, balas dendam, perjuangan,
keikhlasan, penyelewengan serta kebaikan. Setiap babak sejarah selalu
meyajiakan warna yang berbeda antara kurun waktu yang berbeda pula. Ada banyak
peristiwa sejarah yang di dorong oleh kepahlawanan. Intrik kotor, dan semua
kisah tentang manusia dengan perangai baik dan buruk.Hal itu mungkin kita bisa pahami,
bahwa kita membaca sejarah dan kisah manusia sebelum
kita.
Sebuah kisah yang
mungkin dekat dengan kita, karena
beragam hal (Fiqih, mazhab, Aliran, politis, kepahlawanan, atau keteladanan). Akan
tetapi hal tersebut tak seharusnya menjadikan kita melihatnya dengan penuh
prasangka dan dugaan. Walapun memang sebuah
peristiwa sejarah memang cenderung/rentan untuk di salahpahami, karena system transmisi
dan penyampaian yang bisa saja mengalami bias hingga sampai kepada kita.
Jadi apalah
jadinya jika kita membaca sejarah dengan penuh prasangka tanpa mempertimbangkan
kandungan kebenaran dari setiap penafsiran sejarah yang ada. Sedangkan apa yang di pahami dari sejarah tersebut bisa saja berbeda
dengan fakta sejarah sesungguhnya, dan kita tak mungkin melakukan konfirmasi
fisisk atas peristiwa tersebut.
Saya pribadi tak
terlalu respect jika kita melihat sejarah dalam perspektif kontradiksi dan
prasangka, sehingga cenderung menilai aktor dan peristiwa dengan sangat
subyektif, sehingga memungkinkan prasangka-prasangka kita sebelumnya menjadi
sebuah kesimpulan tanpa kompromi. Mungkin dibutuhkan suatu cara yang lebih
bijaksana dalam menilai peristiwa dan aktor sejarah yang kita baca. Apalagi jika
kita mempunyai pandangan yang begitu berbeda dalam melihat satu peristiwa. Memang sebagian pemaknaan yang kita miliki
berasal dari suatu peritiwa sejarah, bahkan memberikan kekuatan bagi keyakinan
kita. Dan itu juga berlaku bagi yang lain.
Sejarah adalah
sejarah , rangkain kronologis dari sebuah peristiwa masa lalu yang tak mungkin bisa
kita rubah. Kita mempunyai sejarah
sendiri, yang sedang kita tulis saat ini, jangan hanya karena peristiwa sejarah
yang kita pahami dengan cara berbeda dengan orang lain, melahirkan perulangan
sejarah kelam masa lalu dalam kehidupan kita sekarang, tentunya bukan itu yang kita
inginkan dari pembacaan sejarah yang kita lakukan. Ibrah, kebijaksanaan,
keteladanan dan cara membina hubungan yang baik dengan sesamalah yang harusnya kita tekankan dalam pembacaan
sejarah.
Sumber gambar :
http://merahitam.com/sejarah-islam-jaman-nabi-muhammad.html
http://beta.arrahmah.com/2012/08/04/mutiara-hikmah-dari-panggung-sejarah-islam-16-sang-pengantin-yang-memilih-medan-jihad-daripada-jabatan/
No comments:
Post a Comment
Terima kasih untuk teman blogger yang sudah sudi berkomentar di Blog ini :)