Pemain-pemain
Indonesia bagus-bagus kok, Cuma belum memiliki mental juara ..!! dan supporter
Indonesia bisanya Cuma mencela jika timnasnya kalah, itukan bukan karakter para
juara..!! (Status saya di fb semalam)
Mencoba bermain dengan kata mental juara, sebuah kata yang saya coba pikirkan kembali setelah menonton laga
antara Indonesia VS Malaysia di ajang Piala AFF Suzuki 2012
semalam,
dimana Indonesia di tundukan oleh tuan rumah Malaysia dengan skor 2-0.
Permainan awal pemain Indonesia begitu bagus dan menjanjikan, dengan peluang-peluang yang
ciptakankan beberapa kali di 15 menit awal babak pertama. Saya saat itu terasa yakin bahwa pemain Indonesia akan memenangi laga itu, jika ia mampu
mempertahankan performanya seperti laga dimenit awal babak
pertama.
Tetapi hal itu justru terbalik, karena pemain Malaysia
seperti menyimpan tenaga dan motivasinya untuk menyerang balik dan beruntun,
dan puncaknya mereka memasukan 2 gol dengan jarak yang tak begitu jauh, dengan
memanfaatkan umpan matang dan kelengahan (kurang focus) dari pemain belakang
Indonesia. Tentunya saya kecewa setelah saya menyaksikan pemain kita kebobolan
2 gol, dan permainan Indonesia berubah dan kacau balau, seperti kehilangan pola dan strategi setelah itu.
Saya sendiri, setelah TIMNAS kebobolan 2 gol
Dari pemain Malaysia, langsung meninggalkan tempat untuk tidak menonton lagi
pertandingan
tersebut, dan yakin bahwa pemain Indonesia tidak akan mampu untuk merubah keadaan. Dan terangnya saja bahwa skor itu
bertahan sampai pluit akhir. Kita memang punya rekor bagus ketika bertemu Malaysia, tapi itu dimasa lalu, dan
beberapa tahun terakhir, kita tak pernah lagi menang sekalipun, sebuah situasi yang menyakitkan bagi
masyarakat Indonesia yang rindu kemenangan di ajang tingkat
asean itu. Sebuah harapan yang kandas lagi semalam.
Mungkin sudah menjadi sebuah takdir, bahwa kekalahan selalu menjadi hal yang menyakitkan, dan
jarang ia di jadikan sebagai motivasi untuk memperbaiki kualitas diri dan
kelompok. Suppoterpun seakan hanya ingin melihat timnya menang dan kemudian
bersorak kegirangan, dan mencela ketika TIMNASnya kalah, wajar sih
sebenarnya, tapi itu hanya menyisakan luka
yang besar bagi setiap pemian, official dan pelatih.
Sepak bola kita memang lagi dirundung malang, dan
seakan dalam situasi galau, ada peperangan di dalam lembaga tinggi sepak bola kita,
kisruh antara PSSI dan KPSI, yang memiliki Liga tersendiri, dan masing-masing membuat klaim bagi kebenaran
sendiri. Tanpa peduli pada nasib pembentukan TIMNAS
Indonesia. Bagaimanapun seorang pelatih seperti Nil Maizar akan kebingungan akan situasi seperti ini. Ia tidak bisa memanfaatkan bakat-bakat
terbaik anak bangsa yang tersebar di
club-club yang ada. Karena sebagian club terkabung dalam Liga yang di selenggarakan oleh KPSI. Karena KPSI lagi bertikai dengan PSSI, sebagi bentuk protesnya ia memboikot
permintaan PSSI, untuk tak mengikutkan pemainnya dalam
TIMNAS, sebuah tindakan egois menurut
saya, yang belum tahu menahu tentang konflik sebenarnya yang terjadi di lembaga tinggi sepak bola kita itu. Hal patut di sayangkan adalah sikap pemerintah yang acuh
tak acuh pada terhadap konflik di tubuh PSSI, dan tak mengambil sikap tegas, seakan menjadi komoditas politk dan ekonomi, sehingga di
biarkan begitu saja. Aaah pusing gua
ngelihatnya.
Hubungannya dengan Mental Juara
sebagai Lokomotif semangat kemajuan..?? Tentunya begitu, TIMNAS kita sekarang ini sudah
baik kok, tetapi tak punya mental juara, ya mental juara memang perlu, walaupun bukan tim polesan terbaik, tetapi bisa menampilkan permainan yang cukup baik, apalagi
setelah mengalahkan Singapura, semangat pemain dan supporter
betul-betul membara, tetapi menghadapi tantangan semangat dan
mental juara tuan rumah, yang didukung oleh
supporternya, kita seperti melempem dan kehilangan arah, walaupun berusaha
menancapkan garangnya kuku garuda pada menit awal, tetapi mentalitas kita memang belum tangguh di bawah tekanan supporter dan
pemainnya. Sehingga begitu gampangnya kita kehilangan focus.
Mental juara memang bukan sesuatu yang instan di tanamkan pada pemain, bagi saya ia adalah
warisan turun temurun dari generasi ke generasi yang di dasari oleh keyakinan
dan perjuangan. Tentunya TIMNAS belum memiliki itu,
mereka harusnya menerima warisan mental juara dari petinggi sepak bola
kita, yang
di teruskan dari pelatih ke pemain, tentunya dengan keyakinan dan perjuangan,
yakin karena memiliki bakat-bakat unggul
dengan pilhan yang banyak, dan memperjuangkan karena tentunya sebuah keyakinan yang baik dan
rasional layak untuk di perjuangkan untuk mewujudkan sebuah impian. Tapi
sayangnya hal tersebut tak di miliki oleh timnas dan pelatihnya, dan gagal
mewujudkan aspirasi masyarakat indoonesia, karena mental juara telah di potong
oleh elit sepak bola kita, yang mestinya di terima oleh pemain dari generasi
yang lalu. Sebuah hal yang menyakitkan,
karena sebuah tindakan egois dari para elit yang memang cenderung elitis,
sudahilah pertengkaran itu. Pikirkanlah yang terbaik untuk bangsa, jika memang
kalian seorang nasionalis sejati..
# Masih ada waktu untuk berubah, dan sekaranglah saatnya #
Sumber gambar :
http://azkiyaul.wordpress.com/2012/05/29/pssi-vs-kpsi/
http://sportiplus.com/read/15/03/2012/9324/9_keputusan_koni_atasi_kisruh_pssi__/
http://sportiplus.com/read/15/03/2012/9324/9_keputusan_koni_atasi_kisruh_pssi__/
Mas beck atau mas ahmad, sebelumnya saya mengucapkan terima kasih banyak atas link blog saya yang ada di sidebar "sobat blogger inspiratif", tapi karena link itu tidak relevan dengan blog saya, saya minta supaya mas ahmad menghapusnya. Linknya yaitu "Andiseo.com" dan "andiseo.com/fortuner-vnturbo-suv-terbaik-dari-toyota/".
ReplyDeleteSebelumnya saya mohon maaf yah mas ahmad. Dan juga pastinya mengucapkan terima kasih banyak.
Salam :)
Salam kenal.
DeleteOh maaf sebelumnya dan thank's atas kunjungannya..!!
Saya memasang link blog di sidebar saya, sebagian besarnya karena saya mengganggap link itu sebagai salah sumber pengetahuan bagi saya,dan saya anggap bermanfaat, dan saya tak repot lagi untuk mencari link itu jika saya membutuhkannya. jika memang link anda yang saya pasang disidebar, di anggap tak relevan dan anda kurang bekenan, maka saya secepatnya akan menghapusnya.
Salam.
Iya mas beck saya paham, makanya saya mengucapkan terima kasih banyak. Mohon jangan kesinggung yah mas :)
DeleteSalam.
DeleteSaya sangat paham maksud anda, dan tidak tersinggung sama sekali..!! saya sangat menghargai keterbukaan, keterusterangan dan kejujuran, dan itu yang anda tunjukan pada saya.
oh ia, saya sudah menghapus link anda.
Salam.