Suatu ketika seorang ayah pulang ke rumah larut malam. Ia sangat letih karena baru saja menyelesaikan pekerjaan yang sangat berat pada hari itu. Setelah mandi dan makan, ia segera menuju ke kamarnya untuk melepas lelah.
Pada waktu berjalan, dari sudut matanya ia melihat
anaknya yang berusia 6 tahun berdiri dengan takut-takut menghadapnya.
“Ayah, bolehkah aku menanyakan sesuatu?” si anak bertanya sambil mengedipkan matanya yang bulat bening.
“ Ya tentu saja. Apa yang ingin kau tanyakan?” jawab sang ayah.
“ Ayah, berapa uang
yang ayah dapatkan dalam satu jam?” Tanya si anak dengan polos..
“ itu bukan urusanmu,
kenapa kau tanyakan hal tersebut?” Jawab sang ayah dengan marah.
“ aku hanya ingin
tahu, berapa uang yang ayah terima?” Tanya si ayah setengah memelas.
“ Baiklah, jika kau
ingin tahu, ayah menerima 20 ribu per jam.”
“ Oh begitu,” kata si
anak. Kemudian ia menyambung dengan memelas, “Ayah, bolehkah aku pinjam 10 ribu?”
Lalu dengan marah si
ayah berkata,” jika kau ingin tahu berapa uang yang ayah terima untuk dapat kau
pinjam dan kemudian membeli mainan tak berguna, maka sekarang cepatlah masuk ke
dalam kamar dan tidur. Tidakkah kau berpikir bahwa kau egois?
Dengan sedih si anak
lalu menunduk, kemudian dengan perlahan berbalik, masuk ke dalam kamar dan
menutup pintu. Ia menahan agar air matanya tidak jatuh mengalir.
Sang ayah duduk dan
semakin marah. Ia berpikir bahwa betapa egois anaknya yang menayakan
penghasilannya hanya untuk mendapatkan uang.
Sekitar satu jam
kemudian, sang ayah mulai tenang dan mulai berpikir bahwa ia mungkin telah
bertindak terlalu keras terhadap anaknya. Mungkin anaknya ingin membeli sesuatu
dengan uang 10 dolar tersebut. Anaknya sangat jarang meminta uang. Dan iapun
segera menghampiri kamar anaknya dan masuk ke dalam.
“ Sudah tidur,
Anakku?” sang ayah bertanya.
“ Saya belum tidur,
Ayah.”jawab si anak.
“ Ayah berpikir,
mungkin ayah tadi telah bertindak terlalu keras terhadap kamu. Ini uang 10 ribu yang kamu minta, “kata sang ayah sambil berusaha tersenyum.
Sang anak pun bangun
dan menyalakan lampu.”terima kasih , Ayah!” jawab si anak dengan berteriak
gembira.
Si anak kemudian
mengambil sesuatu dari bawah bantalnya dan ternyata adalah uang. Ketika melihat
si anak telah mempunyai uang, emosi sang ayah kembali jadi naik. Ia hendak
marah. Sang anak lalu menggabungkan uangnya, kemudian menatap ayahnya.
“ Kau sudah mempunyai
uang, tetapi kenapa meminta lagi?” gerutu ayahnya.
“ Karena belum cukup, tetapi
sekarang aku telah mempunyai cukup uang,” jawab si anak.
“ Ayah, aku punya
uang 10 ribu sekarang. Bolehkah aku membeli satu jam waktumu?” kata si anak.
Renungan:
Kadang kala kita terlena dengan kehidupan kita sendiri, di mana
kita bekerja untuk keluarga kita, tetapi kadang-kadang kita lupa bahwa selain
uang, mereka juga membutuhkan waktu dan perhatian kita.
By : Anonim
Sumber foto :
Sumber foto :
No comments:
Post a Comment
Terima kasih untuk teman blogger yang sudah sudi berkomentar di Blog ini :)