August 08, 2012

Ikatan yang Rapuh

Apakah kita masih sering menyaksikan, membaca  dan mendengar berita, apakah yang ada di televisi, koran, radio atau internet, tentunya harus ia, karena jika tidak..??  Tentu sebagai orang yang berusaha melek informasi, tentunya jangan sampai kita terlewatkan  dengan berbagai informasi/berita yang tersebar di berbagai media tersebut, untuk selalu mengupdate/upgrade pengetahuan kita tentang berbagai perkembangan terkini dunia sekitar kita, baik sekala lokal, nasional ataupun internasional.

Dalam berbagai media yang sering kita baca, dengarkan, atau saksikan ada beragam informasi yang di dapatkan, sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman kita terhadap dunia kita dan dunia lain. Informasi yang kita dapatkan dari berbagai media tersebut, sebagian besarnya adalah informasi-informasi yang beragam, dengan sudut pandang  yang berbeda/beragam baik dalam penyajian maupun kontennya. Tentunya kita harus selektif dalam menerima informasi tersebut karena ada berbagai kepentingan, ideologi dan motivasi dari setiap informasi yang menyerbu kita. Ada fenomena kebanjiran informasi yang kita menyerbu, dan akan susah mendapatkan informasi yang relevan jika kita tak punya filter terhadap informasi-informasi tersebut.

Dari berbagai media nasional kita dapat informasi tentang beragam peristiwa yang banyak menjadi sorotan, terutama kasus korupsi, yang tak ada henti-hentinya membrondong kita setiap hari, masalah kesejahteraan yang terabaikan, pendidikan yang yang dikebiri, keadilan yang di telantarkan, serta para pejabat yang gendut dan tak tahu malu. Negeri yang selangkah lagi terjun bebas kedalam kubangan Negara gagal (Failed State), walaupun para elit politik dan presiden begitu bangganya membicarakan tentang pembangunan yang telah berjalan pada relnya, begitu kira-kira pernyataan para pejabat teras Indonesia yang begitu optimis mengomentari  setiap pernyataan pesimistis tentang keadaan Indonesia.

Wacana Negara gagal memang menjadi perdebatan antara para akademisi, politikus, pejabat sampai pada aktivis, tentang indikator sebuah Negara gagal, lembaga  pemeringkat yang melakukan survey tentang Indeks Negara Gagal (FSI) 2012 yang menempatkan Indonesia di posisi 63 dari 177 negara di dunia Survei ini dilakukan oleh lembaga riset nirlaba The Fund for Peace (FFP) bekerja sama dengan majalah Foreign Policy, dimana  Semakin tinggi posisi sebuah negara (ditunjukkan dengan angka yang lebih kecil), semakin buruk kondisi negara tersebut sehingga mendekati status negara gagal.

Indikator-indikatornya meliputi, pembangunan infrastruktur, pengangguran, korupsi, kekerasan terhadap kelompok minoritas agama, dan pendidikan. Indonesia juga dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan dan lingkungan, seperti degradasi lahan dan masalah air bersih.


Kalau melihat indikator diatas maka tak salah dan cukup beralasan  jika sebagian orang, tau kelompok menyatakan bahwa indonesia terancam menjadi negara gagal. Korupsi sebagai salah satu indikator, apa kita liat tentang korupsi di indonesia, tiap hari kita di berondong tentang kasus-kasus korupsi, yang semakin hari semakin menjadi-jadi, ada lembaga komisi pemberantasan korupsi  (KPK) yang bertugas menyeret koruptor kedalam sel dan menyita harta para koruptur, tapi apa yang terjadi, wewenangnya di kurangi, perannya di lemahkan oleh anggota dewan.


Ada upaya sistematis untuk  melanggengkan budaya korupsi di Indonesia, ada saling musuh antar lembaga, jika orang-orang dalam lembaga tersebut tersangkut kasus-kasus besar, terutama kepada DPR ke KPK, kepolisian ke  KPK. Sebagian orang sudah muak dengan lembaga legislatif dan lembaga penegak Hukum, semisal Kejaksaan, kehakiman beserta kepolisian. Yang seakan-akan menjadi benteng kuat para koruptor, ada kasus hanya samapi menjadi laporan di kepolisian, yang tidak di ikuti oleh penyelidikan lebih lanjut, ada kasus yang sampai kepengadilan, tapi sengaja bukti-bukti dihilangkan atau kasusnya di tunda, ada kasus yang di tangguhkan karena sang jaksa merasa bahwa bukti yang di ajukan tidak relevan dengan perkara, atau para saksi salin memberikan keterangan palsu, sehimgga sang hakim merasa binggung untuk menjatuhkan vonis.


Siapapun orang yang peduli pada nasib Indonesia akan merasa muak dan jengkel melihat ketidakadilan, keserakahan, pembodohan di pertontonkan oleh para wakil rakyat, president dan para politisi busuk itu. mungkin itu juga yang dirasakan oleh Sondag, ketika ia mengakhiri hidupnya dengan membakar diri sebagai bentuk protes dan rasa frutasinya terhadap kehidupan yang ia saksikannya, walaupun banyak orang yang memperdebatkan tentang cara yang dia tempuh.


Ragukah kita sekarang
Apakah yang terjadi, sebagian orang merasa nyaman, sebagian lagi merasa sangat resah melihat keadaan, ada kesenjangan sosial yang terjadi, dan menjadi hal yang lumrah bagi sebagian orang, tetapi tidak bagi yang lain.  Kita di paksa untuk menerima sesuatu yang tidak kita sukai, dengan makin seringnya kita saksikan, sehingga kita terbiasa dengan keadaan tersebut.


Ada perbincangan menarik, tentang orang-orang yang mulai mengugat pancasila dan demokrasi, sebagian yang lain sangat yakin akan kesaktian dan kesempurnaannya, seakan ia melebihi kitab suci. Sakralitas demokrasi beserta Pancasila seakan menjadi tameng bagi orang-orang yang ingin mengugatnya. Ada yang menyatakan bahwa pancasila merupakn ideologi kenegaraan yang sudah final dan tak bisa di ganggu gugat, ia adalah pijakan kebangsaan untuk merangkul semua elemen masyarakat untuk  meyatu dalam kebangsaan indonesia. Bagaimanakah kelompok masyarakat di negara indonesia menyatukan dirinya menjadi satu bangsa dan satu negara, apakah pancasila memang menjadi satu landasan kukuh untuk meyatukan mereka, atau hanya kesamaan nasib, yang mendorong mereka untuk membentuk negara kebangsaan itu, saya tidak yakin dengan paham seperti itu, karena, ikatan-ikatan seperti itu kini mulai pudar bahkan hilang sama sekali,

Referens :

Ditulis Oleh : Beck Inspiration

Artikel Ikatan yang Rapuh ini ditulis oleh Beck Inspiration pada hari August 08, 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda pada blog ini. Kritik dan saran tentang Ikatan yang Rapuh Dapat Anda sampaikan melalui kotak komentar dibawah ini.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih untuk teman blogger yang sudah sudi berkomentar di Blog ini :)


Tinggal Jejak Di Sini atau di kotak Komentar..!!

KOMPAStekno

Jaringan Pertemanan

inet.detik