source |
Menurut teori evolusi manusia berasal dari jenis species kera. Sebagai hewan pastilah ada suatu hewan atau objek tertentu yang ditakuti oleh kera. Sebagai contoh ular. Bila melihat ular kera akan takut dan lari. Secara umum manusiapun juga demikian. Secara universal bila melihat ular manusia cenderung akan menghindar dan lari karena takut pada gigitan ular yang mungkin berbisa. secara pandangan biologis dikatakan manusia “fobia-ular”. Sebenarnya ini merupakan hal yang umum dan wajar. Kelemahan dari pandangan secara biologis ini tidak ada batasan-batasan yang jelas yang dapat menjelaskan macam-macam fobia yang susungguhnya.
Teori
nonpsikoanalistik tentang fobia yang kedua adalah fobia dianggap sebagai suatu
respon tehadap pengalaman yang bersifat traumatis. Sebagai contoh seorang anak
yang takut pada anjing karena pada waktu kecil ia pernah digigit anjing hingga
pincang kakinya. Karena kejadian tersebut maka pada saat anak kecil itu tumbuh
dewasa ia akan takut pada anjing (“fobia-anjing”).
Terkadang kita agak sulit membedakan mana yang sungguh-sungguh kasus fobia dan mana yang bukan. Contoh kasus lain adalah: seorang anak tidak mau sekolah karena di sekolah ia sering diejek dan diganggu oleh teman-temannya. Ada juga anak kedua yang tidak mau masuk sekolah karena pada saat mau masuk sekolah ia merasa panik. Secara deskriptif kedua anak tersebut mengalami “fobia-sekolah”. Tapi bagi anak kedua dia benar-benar mengalami fobia-sekolah.
Freud
mengansumsikan bahwa fobia bukan hanya sekedar rasa takut terhadap objek
tertentu saja yang dapat diatasi dengan cara menghindari objek tersebut. Namun
fobia lebih merupakan suatu tanggapan terhadap suatu ancaman yang terletak di
dalam pikiran. Sebenarnya yang menjadi objek fobia tidaklah menakutkan. Tetapi
sumber ketakutan tersebut terletak di pikiran.
Oleh : Kriswandaru
No comments:
Post a Comment
Terima kasih untuk teman blogger yang sudah sudi berkomentar di Blog ini :)