Source |
Ada yang beranggapan bahwa kita sedang dalam
krisis kepemimpinan, anggapan-anggapan itu tak sepenuhnya salah, jika kita ada
yang mengatakan seperti itu, bahwa
kemajuan tak lepas dari seorang pemimpin yang sanggup memotivasi orang-orang
yang di pinpinannya untuk bertindak sesuai apa yang di inginkan sang pemimpin,
tentunya
kualitas itu harus menjadi syarat mutlak,
jika seseorang ingin menjadi seorang pemimpin.
Ada banyak tipe pemimpin yang biasa kita saksikan, pemimpin partai, pemimpin ormas, pemimpinan demonstran, ada kesamaan yang bisa kita lihat dari pemimpin itu, mereka memotivasi orang-orang di bawahnya untuk ikut dengan apa yang di inginkan dan loyal pada tujuan tertentu.
Bentuk dan tipe pemimpin seperti itu memang berguna, tapi tidak tidak cukup bila orang-orang yang kita pimpin punya tingkat kompleksitas yang tinggi atau heterogen, karena kita membutuhkan kemampuan leadership berbeda jika skala juga berbeda. Karena jika kemampuan itu di terapkan maka akan mengakibatkan kesenjangan dan ketidakadilan, karena kualitas yang tidak memadai untuk memimpin pada kelompok yang lebih luas dengan tingkat keberagaman yang begitu kompleks.
Ada banyak tipe pemimpin yang biasa kita saksikan, pemimpin partai, pemimpin ormas, pemimpinan demonstran, ada kesamaan yang bisa kita lihat dari pemimpin itu, mereka memotivasi orang-orang di bawahnya untuk ikut dengan apa yang di inginkan dan loyal pada tujuan tertentu.
Bentuk dan tipe pemimpin seperti itu memang berguna, tapi tidak tidak cukup bila orang-orang yang kita pimpin punya tingkat kompleksitas yang tinggi atau heterogen, karena kita membutuhkan kemampuan leadership berbeda jika skala juga berbeda. Karena jika kemampuan itu di terapkan maka akan mengakibatkan kesenjangan dan ketidakadilan, karena kualitas yang tidak memadai untuk memimpin pada kelompok yang lebih luas dengan tingkat keberagaman yang begitu kompleks.
Ada yang mengungkapkan bahwa kemampuan
memimpin/kepemimpinan merupakan pemberian yang hanya di peruntukan untuk-untuk
orang terpilh, semacam takdir yang sudah
melekat pada diri seseorang semenjak kelahirannya di dunia. Sebuah perandaian
yang bisa dibilang kaku, karena potensi itu ada pada manusia, Cuma sebagian
orang bisa memaksimalkan kemampuan-kemampuan bawaaan yang mereka miliki,
seperti kata Rasullah, semua adalah pemimpin, dansetiap pemimpin akan dimintai
pertanggungjawaban atas apa yang di pimp-innya. Sebuah isyarat bahwa kemampuan
memimpin bukanlah hal yang terberi,
tetapi melalui proses yang lama dan terencana dengan memaksimalkan
kemampuan-kemampuan yang ada secara potensial.
Kalau kita mau jujur, proses kaderisasi pemimpin
di negara kita, cenderung lambat dan lamban, karena hanya satu jalan formal
untuk memproklamirkan calon-calon pemimpin muda, yaitu melalui jalur partai
politik, dimana calon itu harus punya kemampuan finansial untuk tampil sebagai
pemimpin masa depan, bukan karena kemampuan/kecakapannya yang dimlikinya, dan
mereka harus punya loyalitas pada partai yang diusungnya, bila kemudian ia terpilih untuk tampil dalam gelanggang
politik nasionla. Memang ironis melahirkan pemimpin dari jalur partai politik,
karena loyalitas yang di lekatkan bukan pada bagaimana mensejahterahkan rakyat,
tapi bagaimana menghidupi dan loyal pada partai yang mengusungnya. Menjadi
pemimpin-pemimpin ideal yang punya rasa kebangsaan dan mengedapankan
kepentingan orang banyak sangat susah, karena partai di koooptasi oleh kapital,
dan seseorang harus berinvestasi dulu untuk bisa muncul dari jalur kepartaian
sebagai seorang kader pemimpin nasional, juga karena keenganan, keegoisan serta
sifat rakus pemimpin tua pada kekuasaan.
Tak muda melahirkan pemimpin ideal, jika sistem
politik kita masih seperti itu, ada beragam kendala untuk menjadi batu sandungan, mestinya kita sadar bahwa bisa
menjadi bangsa yang besar dengan pemimpin yang besar pula, karena setiap kita
punya tanggung jawab bagi masa depan bangsa. Memang tak ada yang instan dan
cepat untuk mencapai kualitas seorang pemimpin besar, karena hampir semua pemimpin
besar dibesarkan oleh tantangan dan kondisi yang menempa mereka, sehingga bisa
matang ketika kita membutuhkan mereka.
Saya yakin ada Banyak pemimpin potensial yang
ada di antara 250 juta penduduk
indonesia, jika kita serius membenahi sistem kaderisasi pemimpin nasional, karena
kita tak ingin terus berkubang pada masalah
krisis kepemimpinan, mestinya para elit politik, akademisi, aktivis harus
memikirkan masalah ini bersama serta memberi peluang para calaon pemimpin
potensial untuk bisa tampil dan tidak mensyaratkan kemampuan finansial, tapi
kemampuanleadership yang memadai untuk memimpin bangsa kedepan, sehingga
nantinya bukan menghasilkan pemimpin yang Cuma loyal pada kepentingan golongan,
partai, tapi pada kepentingan bangsa dan rakyat secara keseluruhan, itu
pekerjaan rumah kita semua.
Semoga
No comments:
Post a Comment
Terima kasih untuk teman blogger yang sudah sudi berkomentar di Blog ini :)