Tanpa terasa puasa telah masuk di 10 hari terakhir, yang
artinya kita telah menjalani 3/4 puasa, dan kita telah berjuang menyelesaikan
beberapa tahap dari puasa yang kita
jalani, sehingga wajar bila kita nantinya memperoleh derajat peridikat taqwa, itu bila
kita menjalaninya dengaa penuh kesungguhan.
Sebagian orang akan merasa sedih jika puasa akan meninggalkan
mereka, sebagaian yang lain berharap bisa bertemu puasa di bulan depan, ada
banyak hikmah yang bisa kita dapatkan dari puasa sehingga banyak harapan yang
di sandarkan pada setiap puasa yang
mereka jalani.
Puasa sebagaimana perintah agama sebagai kewajiban bagi
setiap muslim, dan hanya sebagaiannya yang di panggil untuk melaksanakan puasa
ramadhan ini, yaitu hanya orang-orang yang beriman, karena muslim dengan kualitas dengan inilah yang bisa memenuhi perintah puasa,
sehingga dalam ayat Al-Qur’an yang menjadi dasar kewajiban puasa, yang di seru
adalah orang-orang yang beriman.
Perintah puasa
sebagaimana di sebutkan diatas, ada banyak hikmah yang di dapatkan oleh
orang-orang yang berpuasa, salah satunya adalah mengasah kemampuan dan kepekaan
sosial dari orang-orang berpuasa, adalah rasa lapar dan dahaga yang dirasakan
oleh orang yang melaksanakan saum, sehingga mereka bisa merasakan tidak enaknya
rasa itu, sehingga di harapkan menumbuhkan kesetiakawanan social serta
kepedulian pada sesama, dengan harapan bahwa itu akan bertahan sampai diluar
puasa.
Puasa juga menjadi
tempat latihan/training, yang dengannya puasa di harapkan menjadi tempat yang benar-benar di manfaatkan sebaik mungkin
untuk memperbaiki diri dan memperbanyak amalan-amalan yang sunnah, karena
keberkahan di bulan ramadhan ini, Allah akan melipatgandakan pahala di setiap dari amalan yang kita kerjakan, jadi sangat
wajar jika bulan ramadhan di sebut sebagai bulan ampunan dan magffirah.
Ketika seorang hamba menjalankan puasa dengan
sungguh-sungguh, dengan berbagai amalan yang di anjurkan, maka ketika tiba hari
idul fitri, maka hamba tersebut kembali fitrah dan segala dosa mereka akan di ampunkan oleh Allah SWT, dan
hanya dosa kepada sesame manusia saja yang tak di ampuni oleh Allah, karena itu
bersangkut paut dengan sesama Hamba, sehingga pada saat idul fitri di anjurkan
kepada seorang Muslim untuk saling memaafkan satu sama lain (halal bihalal ),
sehingga noda dan dosa yang pernah di lakukan, serta kesalahan kepada sesama manusia
akan terhapuskan.
Maka sangat wajar jika seorang muslim bersedih ketika
ramadhan akan berlalu, karena kita tak bias menjamin diri kita akan bertemu
dengan ramadhan selanjutnya. Dalam berbagai kabar yang di sampaikan Rasullah,
bahwa ramadhan di katakan juga bersedih karena meninggalkan para hamba yang
betul-betul memanfaatkan dirinya untuk berbuat kebajikan dan
perbuatan-perbuatan yang berguna.
Kadar keimaman seseorang pun akan terlihat dengan jelas
ketika ia keluar dari bulan ramadhan dan mereka masih merpertahankan apa yang
menjadi kebiasaan mereka selama bulan ramadhan, sehingga akan menjadi hamba
yang taat untuk selamanya dan memperoleh derajat taqwa, derajat yang tertinggi
yang diberikan Allah pada hambanya. Maka dari itu, kita perlu bermuhasabah
diri, apakah kita sudah mengisi Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi ini, dengan hal-hal berguna, atau hanya menjadikan
ramadhan sebagai rutinitas tahunan yang tidak berarti apa-apa, itu menjadi
pertanyaan kita semua, dan kita semua berdoa mudah-mudahan Allah memberi kita
umur panjang untuk bertemu puasa di tahun yang akan datang. Amin.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih untuk teman blogger yang sudah sudi berkomentar di Blog ini :)