Lebaran tinggal selangkah lagi, tak terasa kita telah
memasuki ambang lebaran, ada rasa yang bercampur aduk, menanti hari yang Fitri . Umat muslim akan
merasakan betapa indah hari itu, kita bisa bisa berkumpul dengan keluarga,
bapak, ibu, saudara, nenek, kakek dan
seluruh kelaurga besar lainya. Momen lebaran adalah momen yang indah,
dimana kebersamaan dan kekeluargaan akan tampak indah dan segala hal yang
berhubungan dengan lebaran, makanan yang enak, daging yang lezat dan minuman yang hangat, semua sudah
terbayang.
Berbondong-bondong orang-orang pulang kampung,
meninggalkan kegiatannya sejenak, jeda
dari rutinitas yang kadang membuat stress, bertemu keluarga besar. Momen pulang
kampung atau biasa di sebut mudik menjadi sebuah tradsi yang besar disaat
menjaelang lebaran Idul Fitri atau pun Idul Adha. Sebagai bentuk ritinitas yang
bermakna, kita mestinya mulai menyadari bahwa dengan berakhirnya puasa ramadhan
yang di tandai dengan masuknya satu sawal, setidaknya
menyadarkan kita bahwa kita telah keluar dari bulan yang penuh magfirah, tempat
training/latihan spiritual dan sosial, yang akan menjadikan kita kembali Fitri,
jika kita betul-betul menghayati dan memaknai bulan ramadhan tersebut, sebagai
waktu yang paling tepat untuk memperbaiki kualitas diri.
Ramadhan yang tinggal tersisa dua hari lagi, tentunya akan
menyisakan sebuah harapan dan motivasi
untuk bisa bertemu dengannya tahun depan, juga memberi kita spirit untuk
mempertahankan segala yang telah kita capai dalam bulan tersebut, kedisiplinan
waktu, konsistensi dalam beribadah, kepekaan yang ditanamkan pada diri pada
orang yang tak mampu dan susah dengan laku lapar yang dijalani, kedekatan
dengan sang Khaliq. Semua menjadi bekal menuju hari yang Fitri, sehingga ketika
masuk satu syawal, maka kita akan kembali pada Fitrah kita sebagai manusia yang
baru lahir, karena telah di tempa oleh ramadhan, membersihkan segala dosa,
menanam rasa kepekaan sosial dan
kepasrahan/kepatuhan total pada Sang Pencipta.
Hari ini pula di mana
masih suasan ramadhan, kita juga memperingati hari kemerdekan bangsa kita,
lepas dari penjajah, bebas dari belenggu
penindasan fisik, hari kemerdekaan kali sejalan dengan semangat ramadhan,
mengembalikan diri kita dari belenggu-belenggu
dosa, ujub, ria, kesombongan, ketidakpedulian, tidak berlaku adil, dan rasa rendah diri. Semangat dua
hari kemerdekaan, mestinya mencipta diri kita yang benar-benar merdeka, baik
secara lahiriah maupun batiniah. Kemerdekaan sejati yang sampai sekarang ini
belumlah kita temui, dan masih perlu usaha bersama untuk mewujudkannya, tak
perjuangan yang mengenal lelah untuk mewujudkan sebuah amanat mulia, amanah
bulan ramadhan dan cita-sita para pahlawan kemerdekaan. Sebuah spirit yang tak
akan lekang oleh waktu, menuju hari yang fitrah dan kemerdekaan hakiki.
Kita memang orang-orang yang beruntung masih bisa bertemu
ramadhan kali ini serta menikmati indahnya kemerdekaan, sebuah tempat dan waktu
yang benar-benar berarti. Ada banyak orang yang ingin menikmati hal yang
sekarang kita rasakan. Para pahlawan yang tak sempat menghirup udara
kemerdekaan, ada kaum miskin/duafa yang masih terjerat dalam jaring-jaring
kesusahan hidup, mereka menjalani hidup bukan dalam kadar yang mereka inginkan.
Saat ini kita telah menemukan dua-duanya, sudah seharusnya tak menjadikan kita
menjadi individual dan hedonistik. Setiap kita punya tanggung jawab, sebagai manusia
yang terberi kemerdekaan dari para pahlawan sekaligus sebagai hamba yang masih terberi umur panjang untuk menemukan
puasa tahun ini.
"Selamat
ulang Tahun kemerdekaan indonesia yang ke 67, tetap semangat mengisi
kemerdekaan dengan hal-hal positif dan berguna, dan selamat menanti 1 syawal 1433 H,
Mohon Maaf lahir dan Bathin"
No comments:
Post a Comment
Terima kasih untuk teman blogger yang sudah sudi berkomentar di Blog ini :)